Hanya Tamatan SD, Napi Ini Mampu Ciptakan Kompor Canggih

- 22 Januari 2023, 14:05 WIB
Kalapas Melihat Proses Pengoperasian Kompor Ciptaan Napi Lapas Curup
Kalapas Melihat Proses Pengoperasian Kompor Ciptaan Napi Lapas Curup /Iman Kurniawan/ikobengkulu.com


IKOBENGKULU.COM - Menjadi narapidana (Napi) di sebuah lembaga permasyarakatan (Lapas) tidak menyurutkan Fani (42) untuk mengembangkan potensinya.

Pria yang hanya lulusan Sekolah Dasar (SD) tersebut mampu menciptakan sebuah kompor canggih meskipun saat ini sedang berada di Lapas Kelas II A Curup sejak 4 tahun lalu.

Saat ditemui di Lapas Curup Fani menceritakan, ia terjerak kasus perlindungan perempuan dan anak pada tahun 2019 silam dan mendapatkan vonis hukuman penjara selama 7,4 tahun.

Kemudian sekitar tiga bulan lalu ia mendapatkan tugas untuk mencarikan solusi agar proses pengovenan baglog jamur tiram, yang sedang dikembangkan oleh Lapas Curup bisa hemat bahan bakar saat proses oven yang memakan waktu hingga 10 jam.

Baca Juga: Budidaya Jamur Tiram Lapas Curup Merambah ke Masyarakat

"Saya kemudian mulai merancang pak, sempat tiga kali gagal hingga kemudian berhasil seperti ini," kata Fani.

Ia membutuhkan sebuah pipa besi 5 inchi sepanjang 2 meter dan 1/2 inchi sekitar 2 meter serta memanfaatkan blok bekas mesin pompa air untuk menjadi tungkunya. Kemudian besi-besi tersebut dirangkai sedemikian rupa hingga menjadi kompor.

"Pipa besi yang besar ini untuk menyalurkan angin dari blower ke tungku, sedangka pipa kecil ini posisinya diatas dan berbentuk menurun untuk mengalirkan oli bekas ke tungku. Setelah oli di tungku kita panaskan, kemudian kita sembur dengan angin dan oli terus menetes, sehingga api akan membesar," paparnya sambil mempraktikkan.

Fani membutuhkan biaya sekitar Rp 200 ribu saja untuk membuat perangkat kompor moderen tersebut. Jika dibandingkan menggunakan minyak atau gas, menurutnya menggunakan bahan bakar oli bekas ini jauh lebih murah.

Baca Juga: Mendapat Target PNBP Rp 20 Juta, Lapas Curup Budidayakan Ayam Arab

"Lebih murah ini mas kalau dibandingkan dengan minyak atau gas. Apinya juga sangat besar, kita bisa mengatur besar kecilnya api dari blowernya," pungkas pria asal Kepahiang ini.

Sementara itu, Kalapas Curup Bambang Wijanarko mengaku sangat mengapresiasi karya dari warga binaan Lapas Curup tersebut. Karena dengan adanya kompor itu sangat membantu kegiatan kemandirian Lapas Curup.

"Ini sangat membantu sekali kompornya, karena untuk ngoven baglog itu butuh waktu sekitar 10 jam. Menggunakan kompor ini hanya butuh sekitar 10 liter oli bekas, harganya per liter sekitar Rp 2 ribu. Jauh lebih hemat dibandingkan dengan gas atau minyak," ujarnya.

Ia menambahkan, tidak menutup kemungkinan produk karya warga binaan ini akan diproduksi massal dan bisa dimiliki oleh masyarakat umum di Rejang Lebong dan sekitarnya.

"Kompor ini sangat berguna untuk masyarakat yang butuh api dalam waktu lama, misalnya hajatan atau memasak nira. Daripada menggunakan kompor minyak, gas ataupun kayu tentu ini lebih murah dan efektif. Apinya juga sangat besar," pungkas Kalapas. ***

Editor: Buyono


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x