MAKASAR, IKOBENGKULU.COM - Dalam sebuah ruangan di Makassar, 31 jurnalis dari berbagai media di Indonesia Timur berkumpul untuk mengasah keterampilan mereka dalam menangkal disinformasi dan misinformasi.
Mereka, berasal dari Sulawesi Utara hingga Papua, berpartisipasi dalam pelatihan Cek Fakta yang diselenggarakan oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI). Pelatihan ini, didukung oleh Google News Initiative, merupakan bagian dari upaya menjelang Pemilu 2024.
Seri keempat dari lima pelatihan ini berfokus pada penggunaan teori dan alat Open-Source Intelligence (OSINT) untuk produksi prebunking dan debunking.
Peserta diajarkan cara mengidentifikasi dan menanggulangi hoaks yang sering muncul di media sosial dan bagaimana menggunakan platform ini untuk mendistribusikan konten cek fakta.
Wakil Ketua Umum AMSI, Upi Asmaradhana, menekankan pentingnya pelatihan ini dalam konteks politik yang akan datang.
"Pelatihan ini memberikan bekal penting untuk melawan misinformasi dan disinformasi," ujar Upi.
Rony Adolf Buol dan Zainal Abidin, dua trainer cek fakta berpengalaman, memimpin sesi pelatihan.
Adi Prasetya, jurnalis multimedia dan direktur eksekutif AMSI, membagikan pengetahuan tentang media sosial dan produksi multimedia, menggarisbawahi pentingnya memanfaatkan media sosial dalam perjuangan melawan hoaks.
Pelatihan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan jurnalis dalam menghadapi hoaks, tapi juga menandai peran penting media dalam menjaga integritas informasi di masa yang penting secara politik ini.
Baca Juga: Antisipasi Gelombang Hoaks Jelang Pemilu 2024, AMSI Gelar Pelatihan Cek Fakta di Sumbar
“Kita perlu mengenalkan media sosial dengan karakteristik dan audien spesifiknya, untuk meluaskan distribusi konten cek fakta, karena faktanya selama ini hoaks, mis dan disinformasi beredar dan direpost di media sosial".
"Jadi ,kita juga perlu berada di gelanggang yang sama untuk melakukan prebunking dan debunking melawan persebaran hoaks,” ujar direktur eksekutif AMSI, Adi Prasetya. ***